Pemdaprov Jabar Libatkan Mahasiswa Teknik Sipil Awasi Pembangunan Infrastruktur
Table of Contents
Pemdaprov Jabar Libatkan Mahasiswa Teknik Sipil Awasi Pembangunan Infrastruktur
Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat berencana melibatkan mahasiswa jurusan teknik sipil dalam setiap pembangunan infrastruktur di wilayah Jabar.
Langkah ini dilakukan untuk mengatasi berbagai persoalan teknis yang kerap muncul akibat kurangnya kompetensi konsultan pengawas proyek.
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi (KDM), menilai bahwa banyak konsultan yang selama ini terlibat belum mampu mengikuti perkembangan teknologi maupun dinamika pembangunan.
Hal tersebut, menurutnya, menjadi salah satu penyebab terhambatnya kemajuan infrastruktur di Jawa Barat.
“Masalah utama pembangunan itu konsultan-konsultannya tidak ngerti. Saya lihat konsultan orang-orang yang tidak begitu capable, yang tidak bisa melihat kemajuan pembangunan dan rata-rata sudah tua,” kata KDM usai membuka acara Jabar Econovation: Akselerasi Ekonomi & Inovasi Jabar Menuju Indonesia Emas 2045 di Aula Barat Gedung Sate, Rabu (19/11/2025).
Untuk meningkatkan kualitas pengawasan proyek, KDM berencana menghadirkan mahasiswa teknik sipil sebagai pendamping di lapangan.
Selain mendapatkan pengalaman langsung dalam proses teknis pembangunan, para mahasiswa juga akan menerima honor harian.
“Lumayan kalau anak-anak mahasiswa ada honor pengawasan. Misalnya honor pengawasannya Rp250 ribu sehari, mereka bisa dapat uang saku tambahan untuk kuliah sehingga beban orang tuanya menjadi ringan,” ujarnya.
Pemdaprov Jabar dijadwalkan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi pekan depan. MoU tersebut akan menjadi landasan pelibatan mahasiswa dalam pengawasan pembangunan infrastruktur.
Menjelang akhir tahun 2025, sedikitnya terdapat pekerjaan infrastruktur bernilai sekitar Rp300 miliar yang akan dikerjakan di Jabar.
Selain mahasiswa, KDM juga membuka peluang bagi siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk turut terlibat dalam proses pembangunan. Ia menjelaskan bahwa pembelajaran di SMK akan diarahkan menjadi lebih aplikatif dengan mengintegrasikan materi matematika ke dalam perhitungan konstruksi nyata.
“Misalnya anak-anak suruh menghitung bangunan yang lagi dibangun di sekolahnya. Panjang, lebar, berapa jumlah semen yang digunakan, berapa kubik pasir, kemudian juga berapa batang besi panjangnya berapa, diameternya berapa,” papar KDM.
Menurutnya, keterlibatan langsung tersebut akan meningkatkan kompetensi siswa dan mahasiswa sekaligus memperkuat kualitas pembangunan infrastruktur di Jawa Barat.
Dengan terobosan ini, Pemdaprov Jabar berharap proses pembangunan dapat berjalan lebih transparan, akurat, serta memberikan manfaat lebih luas bagi sektor pendidikan dan masyarakat.