Mahasiswa Oseanografi ITB Hadirkan Solusi Berkelanjutan bagi Masyarakat Pesisir Cirebon Melalui POSEIDON 2025
Mahasiswa Oseanografi Institut Teknologi Bandung (ITB) menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui program Persembahan Oseanografi ITB untuk Indonesia (POSEIDON) 2025.
Kegiatan ini dilaksanakan di Blok Jongor, Dusun Kalijaga, Mundupesisir, Kabupaten Cirebon, pada Sabtu–Minggu (20–21/9/2025), dengan fokus pada peningkatan kesadaran lingkungan dan penyediaan solusi air bersih bagi warga terdampak intrusi laut.
POSEIDON 2025 dihadiri oleh Dr.techn. Dudy Darmawan Wijaya, S.T., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB, Dr.rer.nat. Rima Rachmayani selaku Kepala Program Studi Oseanografi FITB ITB, serta dosen pembimbing Dr. Iwan Pramesti Anwar, S.Si., M.Si., dan Saat Mubarrok, Ph.D.. Turut hadir pula dosen Oseanografi ITB, Farrah Hanifah, S.Si., M.Si., Dayu Wiyati Purnaningtyas, S.Si., M.Si., dan Ir. Hanif Diastomo, S.Si., M.Sc.
Menjawab Tantangan Lingkungan Pesisir
Dusun Kalijaga menghadapi berbagai permasalahan lingkungan seperti sedimentasi tinggi, tumpukan sampah kiriman dari hulu, kerusakan mangrove, dan intrusi air laut yang mengganggu sumber air bersih warga.
Masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan dan pencari kerang sangat bergantung pada kondisi ekosistem pesisir.
“Setiap sore pantai ramai karena banyak yang memancing atau orangtua datang mengajak anaknya bermain di pantai. Saya ingin mengembangkan kawasan ini agar bisa lebih ramai dan meningkatkan ekonomi warga, tapi kendala utama saat ini adalah sampah dari hulu yang selalu menumpuk,” ujar Eko, penggiat Kelompok Sadar Wisata Mundupesisir.
Melihat kondisi tersebut, tim POSEIDON berupaya menghadirkan pendekatan menyeluruh yang tidak hanya menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ekosistem pesisir, tetapi juga memberikan solusi nyata terhadap masalah lingkungan yang mereka hadapi.
Edukasi dan Aksi Nyata: Penanaman Mangrove dan Bersih Pantai
Kegiatan dimulai dengan seminar mengenai pentingnya mangrove bagi lingkungan pesisir yang disampaikan oleh Saat Mubarok, Ph.D. Seminar ini mengedukasi masyarakat tentang fungsi ekologis dan ekonomis mangrove, serta peran pentingnya dalam menjaga keseimbangan pesisir dari abrasi dan intrusi air laut.
Usai seminar, masyarakat bersama mahasiswa melakukan penanaman 100 bibit mangrove di Pantai Indah Jongor. Kegiatan ini juga diikuti langsung oleh Dekan FITB ITB, Dr.techn. Dudy Darmawan Wijaya, sebagai simbol dukungan akademisi terhadap aksi konservasi berbasis masyarakat. Selain itu, warga dan mahasiswa melaksanakan aksi bersih pantai, senam pagi bersama, serta pemeriksaan kesehatan gratis untuk masyarakat sekitar.
Solusi Air Bersih untuk Warga Terdampak Intrusi Laut
Sebagai bentuk keberlanjutan kegiatan, tim POSEIDON juga merancang dan menginstalasi filter air payau di mushola Dusun Kalijaga.
Upaya ini dilakukan setelah tim melakukan survei kondisi sumber air pada Mei dan Juni 2025 yang menunjukkan tingkat salinitas air sumur warga mencapai 0,94–8,58 ppt, sehingga tidak layak untuk kebutuhan sehari-hari.
“Mushola dipilih sebagai tempat pemasangan filter agar air bersih dapat diakses oleh seluruh warga Dusun Kalijaga,” ujar Muhammad Raihan, Ketua Pelaksana POSEIDON 2025.
Filter yang dipasang memiliki sistem penyaringan berlapis menggunakan karbon aktif, pasir silika, manganese greensand, membran mikrofilter, dan lampu UV untuk membunuh mikroorganisme. Dengan teknologi sederhana namun efektif ini, air yang sebelumnya payau kini dapat digunakan untuk berwudu dan kebutuhan rumah tangga ringan.
Dalam seremoni peresmian, Dr.techn. Dudy Darmawan Wijaya menyampaikan, “Saya berharap filter ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat. Semoga warga dapat beribadah dengan lebih nyaman dan sehat karena air di mushola tidak payau lagi.”
Kolaborasi untuk Keberlanjutan
POSEIDON 2025 menunjukkan bahwa sinergi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat dapat menghasilkan dampak positif yang berkelanjutan. Tidak hanya fokus pada edukasi, kegiatan ini juga mendorong pemberdayaan warga pesisir untuk menjaga dan mengelola lingkungan mereka sendiri secara mandiri.
“Blok Jongor merupakan bagian terkecil dan terjauh dari Mundupesisir, saya berterima kasih atas kegiatan yang telah dilakukan dan kami rasakan manfaatnya,” ujar perwakilan Pemerintah Desa Mundupesisir dalam penutupan acara.
Melalui POSEIDON 2025, mahasiswa Oseanografi ITB tak hanya belajar menerapkan ilmu di lapangan, tetapi juga mewujudkan peran nyata dalam menghadirkan solusi lingkungan dan sosial yang berkelanjutan bagi masyarakat pesisir Indonesia.
Foto Dokumentasi Kegiatan :