ZMedia Purwodadi

Kampung Bongas Kulon Kabupaten Majalengka, Ubah Sampah Jadi Rupiah

Table of Contents
Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam mengelola sampah. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 mencatat timbulan sampah nasional mencapai 68,5 juta ton per tahun, dengan sekitar 40 persen di antaranya belum terkelola dengan baik.



Di tengah situasi ini, masyarakat Kampung Bongas Kulon, Sumberjaya, Majalengka memilih untuk tidak tinggal diam. Mereka menjadikan sampah bukan sekadar masalah, melainkan sumber peluang. Melalui program Kampung Berseri Astra (KBA) yang diluncurkan pada akhir 2021 dan berlanjut hingga 2022, Bongas Kulon berhasil menciptakan inovasi pengelolaan sampah yang memberi manfaat nyata, baik untuk lingkungan maupun perekonomian warga.

Sebelum adanya KBA, sampah rumah tangga di Bongas Kulon kerap menumpuk, sebagian warga masih membakar plastik, dan kondisi lingkungan terasa kurang sehat. Situasi ini berubah setelah Astra Tol Cipali bersama pemerintah desa meresmikan KBA Bongas Kulon pada 2 November 2021.

Sejak itu, warga didorong memilah sampah dari rumah, memanfaatkan sampah organik menjadi kompos, serta mengelola sampah anorganik melalui sistem bank sampah. Dengan kebiasaan baru ini, jalan kampung menjadi lebih bersih, kualitas udara meningkat, dan kebiasaan membakar sampah plastik berkurang drastis.

Salah satu inovasi yang paling terasa manfaatnya adalah bank sampah. Warga membawa sampah anorganik seperti plastik, kertas, atau logam untuk ditimbang. Setiap kilogram memiliki nilai rupiah tertentu yang dicatat dalam buku tabungan sampah. Hasil tabungan ini bisa diuangkan atau ditukar dengan kebutuhan rumah tangga.

Selain itu, sampah organik diolah menjadi kompos dan pupuk cair. Produk ini dipasarkan ke petani sekitar dan menjadi sumber pendapatan baru bagi warga. Bahkan, beberapa pemuda memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan kompos buatan Bongas Kulon. Dengan cara ini, sampah yang dulunya hanya menjadi beban kini mampu menambah pemasukan keluarga.

Perubahan di Bongas Kulon juga ditopang oleh hadirnya Taman Barentol. Tempat ini menjadi pusat kegiatan warga sekaligus laboratorium lingkungan. Di sana, sampah dipilah lalu diolah menjadi pupuk dan kerajinan tangan. Bagi anak-anak, Taman Barentol adalah ruang belajar terbuka tentang pentingnya menjaga kebersihan dan memanfaatkan sampah. Bagi pemuda, ini adalah wadah kreatif untuk mengembangkan produk daur ulang yang bernilai ekonomi.

Kegiatan di Taman Barentol juga diperkuat dengan acara budaya seperti tradisi Ngapem, yang semakin mengikat kebersamaan warga dan memberi identitas baru bagi Bongas Kulon sebagai kampung yang berdaya.

Keberhasilan Bongas Kulon tidak terlepas dari kolaborasi. Warga terlibat aktif mulai dari memilah sampah, mengelola bank sampah, hingga memasarkan produk kompos. Dukungan Astra Tol Cipali melalui program CSR juga sangat penting, baik dari sisi fasilitas, pelatihan, maupun pendampingan. Atas upaya ini, Astra Tol Cipali memperoleh Top CSR Awards 2022, sebuah pengakuan bahwa inisiatif Bongas Kulon bukan hanya bermanfaat lokal, tetapi juga menjadi model CSR yang berdampak nasional.

Kisah Bongas Kulon adalah bukti nyata bahwa sampah bisa menjadi sumber harapan. Melalui semangat gotong royong, inovasi sederhana, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, sebuah kampung kecil di Majalengka berhasil mengubah wajah lingkungannya sekaligus meningkatkan ekonomi warganya. Dari sampah, lahir rupiah. Dari limbah, tumbuh kehidupan yang lebih sehat dan berdaya.


Penulis: Agil Fikri Gunawan